Laman

FOLLOWER

Senin, 23 April 2012

makalah sejarah pendidikan islam


BAB I
SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

A.      Pengertian Sejarah Pendidikan Islam
                   Kata sejarah dalam bahasa Arab disebut tarih, yang menurut bahasa berarti ketentuan masa. Sedangkan menurut istilah berarti “ketrangan yang telah terjadi di kalangannya pada masa yang telah lampau atau pada masa yang masih ada”. Kata tarih juga dipakai dalam arti perhitungan tahun, seperti keterangan mengenai tahun sebelum atau sesudah Masehi dipakai sebutan sebelum atau sesudah tarih Masehi. Kemudian, yang dimaksud dengan ilmu tarih ialah “suatu pengetahuan yang gunanya untuk mengetahui keadaan-keadaan atau kejadian-kejadian yang telah lampau maupun yang sedang terjadi di kalangan umat”.
                   Dalam bahasa Inggris sejarah disebut history, yang artinya “pengalaman masa lapau daripada umat manusia” the past experience of mankid 1. Pengertian selanjutnya memberikan makna sejarah sebagai catatan yang berhubungan dengan kejadian-kejadian masa silam yang diabadikan dalam laporan-laporan tertulis dan dalam ruang lingkup yang luas.
                   Berangkat dari pengertian sejarah sebagaimana yang dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan pengertian tentang “Sejarah Pendidikan Islam” atau “Tarihut Tarbiyyah Islamiyyah” sebagai berikut:
(a)      Keterangan mengenai pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam dari waktu ke waktu yang lain; dan (b) cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam, baik dari segi ide dan konsepsi maupun segi institusi dan operasionalisasi sejak zaman Nabi Muhammad SAW sampai sekarang.

B.       Kegunaan Sejarah Pendidikan Islam
                   Secara umum sejaraha mengandung kegunaan yang sangat besar bagi kehidupan umat manusia2. Karena sejarah menyimpan atau mengandung kekuatan yang dapat menimbulkan dinamisme dan melahirkan nilai-nilai baru bagi pertumbuhan serta perkembangan kehidupan umat manusia.
                   Yang bersifat umum, sejarah sejarah pendidikan Islam mempunyai kegunaan sebagai factor keteladanan. Secara global, bahwa proses pendidikan Islam pada hakikatnya merupakan manifestasi daripada pemikiran para ulama besar dan pemuka gerakan pendidikan Islam, tentang konsepsi Islam di bidang pendidikan, naik teoritik maupun pelaksanaannya (masa Nabi dan seterusnya).
                   Yang bersifat akademis, kegunaan sejarah pendidikan Islam selain memberikan perbendaharaan perkembangan ilmu pengetahuan (teori dan praktek), juga untuk menumbuhkan perspektif baru dalam rangka mencari relevansi pendidikan Islam terhadap segala bentuk perubahan dan perkembangan ilmu teknologi.

BAB II
PERTUMBUHAN
 dan PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM

A.      Masa Pertumbuhan dan Perkembangan Pendidikan Islam
1.    Pusat-pusat pendidikan Islam
            Meluasnya daerah kekuasaan Islam, dibarengai dengan usaha penyampaian ajaran Islam kepada penduduknya oleh para sahabat, maka berdirilah pusat-pusat pendidikan dibawah pengurusan para sahabat.
            Mahmud Yunus dalam bukunya Sejarah Pendidikan Islam, menerangkan bahwa pusat-pusat pendidikan tersebut tersebar di kota-kota besar sebagai berikut:
a.         Kota Makkah dan Madinah (hijaz)
b.         Kota Basrah dan Kuffah (Irak)
c.         Kota Damsyik dan Palestina (Syam)
d.        Kota Fistat (Mesir)
              Di pusat-pusat pendidikan tersebut, para sahabat memberikan pelajaran agama Islam kepada para muridnya, baik yang berasal dari penduduk setempat maupun yang dating dari daerah lain.




 

1)          Ensyclopedia Americana, vol. 14

2.        Pengajaran Al-Qur’an
                   Untuk mempermudah pengajaran Al-Qur’an, maka diadakanlah pembukuan Al-Qur’an di masa Usman. Pembukuan ini bermanfaat sebagai berikut:
a.    Menyatukan kaum muslimin pada satu macam mushaf yang seragam ejaan tulisannya,
b.    Menyatukan bacaan, dan kendatipun masih ada perbedaannya, namun harus tidak berlawanan dengan ejaan Mushaf Usman,
c.    Menyatukan tertib susunan surat-surat, menurut tertb urut sebagai yang kelihatan pada mushaf-mushaf sekarang ini.
3.        Pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan Islam
                   Pendidikan Islam pada hakikatnya adalah mewariskan nilai budaya Islam kepada generasi muda dan mengembangkannya sehingga mencapai dan memberikan manfaat maksimal bagi hidup dan kehidupan manusia dengan tingkat perkembangannya.
                   Islam adalah agama fitrah, agama yang berdasarkan potensi dasar manusiawi dengan landasan petunjuk Allah. Oleh karena itu, wajarlah jika Islam menerima sebagian unsure-unsur budaya manusiawi. Adapun budaya manusiawi yang telah berkembang tersebut menyimpang dari potensi fitrah manusiawi dan bertentangan dengan prinsip-prinsip budaya Islami, Islam menolaknya dan kemudian menggantinya dengan budaya baru yang Islami.


B.       Masa Kejayaan Pendidikan Islam
                   Masa ini dimulai dengan berkembangnya kebudayaan Islam, yang ditandai dengan berkembang luasnya lembaga-lembaga pendidikan Islam dan madrasah-madrasah (sekolah-sekolah) formal serta universitas-universitas dalam berbagai pusat kebudayaan Islam.
                   Dalam perkembangan kebudayaan Islam, Nampak adanya dua factor yang saling mempengaruhi, yaitu factor intern atau pembawaan dari ajaran Islam itu sendiri, dua Faktor ekstern, yaitu berupa rangsangan dari luar. Tapi sebenarnya, yang paling menentukan adalah jiwa dan semangat kaum muslimin, terutama para ahlinya dalam penghayatan dan pengamalan ajaran Islam sebagaimana terangkum dalam Al-Qur’an.
1.    Berkembangnya lembaga-lembaga pendidikan Islam
       Sebelum timbulnya sekolah dan universitas yang kemudian dikenal sebagai lembaga pendidikan formal, dalam dunia Islam sebenarnya telah berkembang lembaga-lembaga pendidikan yang bersifat nonformal. Lembaga-lembaga tersebut ialah:
a.    Kuttab sebagai lembaga pendidikan dasar
b.    Pendidikan rendah di istana
c.    Toko-toko kitab
d.    Rumah-rumah para ulama (ahli ilmu pengetahuan)
e.    Majelis atau saloon kesusastraan
f.      Badiah (padang pasir, dusun tempat tinggal badwi)
g.    Rumah sakit
h.    Perpustakaan
i.      masjid
2.    System pendidikan di sekolah-sekolah
       Diantara factor-faktor yang menyebabkan berdirinya sekolah-sekolah di luar masjid adalah bahwa:
a.    Halaqoh-halaqoh (lingkaran) untuk mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan, yang didalamnya juga terjadi diskusi dan perdebatan yang ramai, sering satu sama lain mengganggu, disamping itu hal demikian juga mengganggu kegiatan orang-orang beribadah di dalam masjid.
b.    Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, baik mengenai agama maupun umum, maka diperlukan semakin banyak halaqoh-halaqoh (lingkaran-lingkaran pengajaran-pengajaran), yang tidak mungkin keseluruhan tertampung dalam ruang masjid.
Disamping kedua factor tersebut, yang mendorong berdirinya system pembelajaran di sekolah-sekolah adalah untuk mempertahankan dan mengembangkan aliran keagamaan dari para pembesar Negara yang bersangkutan. Dalam mendirikan sekolah ini, mereka mempersyaratkan harus diajarkan aliran keagamaan tertentu, dan dengan demikian aliran keagamaan tersebut akan berkembang dalam masyarakat ­­2.
     Dengan berdirinya madrasah-madrasah (sekolah) tersebut, lengkaplah lembaga pendidikan Islam yang bersifat formal, mulai tingkat dasar yaitu kuttab sampai tingkat menengah dan tingkat tinggi.
3.    Puncak kemajuan ilmu dan kebudayaan Islam
     Para sarjana muslim telah mengembangkan metodologi untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dari sumber tertinggi, dengan mendapatkan pengalaman dan berhubungan langsung dengan Tuhan sebagai realitas mutlak, yang disebut metode sufisme, sebagaiman yang diungkapkan oleh Al-Gazhali. Disamping itu, para sarjana Islam juga telah mengembangkan metode observasi (dalam observatorium), metode historis (sejarah) sebagaimana yang dikembangkan oleh Ibnu Khaldun.
     Dalam bidang kebudayaan pada umumnya Islam telah mempersembahkan kepada dunia, suatu tingkat budaya tinggi yang menjadi mercusuar budaya umat manusia berabad sesudahnya. Dalam bidang arsitektur sangat menonjol bangunan-bangunan masjid dan istana-istana yang indah. Dalam seni ukiran dan sulaman, Nampak dalam bentuk keindahan ukiran kayu dan marmer yang digunakan dalam berbagai bangunan masjid dan istana-istana, dalam bentuk permadani serta barang-barang tenunan yang indah-indah yang terkenal pada masa itu. Seni music dan seni lukis, juga seni sasteranya, dunia Islam dihiasi dengan serba keindahan yang mempesona dunia pada masanya 3.





C.      Masa Kemunduran Pendidikan Islam
            Kemunduran dan kemerosotan mutu pendidikan dan pengajaran pada masa ini Nampak jelas. Sangat terbatas materi kurikulum dan mata pelajaran yang ada. Hal ini disebabkan karena menyempitnya bidang-bidang ilmu pengetahuan umum, tidak adanya perhatian kepada ilmu-ilmu kealaman, serta sedikitnya gramatika dan bahasa yang diperlukan. Ilmu-ilmu keagamaan yang murni tinggal terdiri dari: Tafsir Al-Qur’an, Hadist, Fiqh (termasuk Ushul Fiqh dan prinsip-prinsip hokum) dan Ilmu Kalam atau Teologi Islam.
            Materi pelajaran yang sangat sederhana, dimana dari jumlah buku-buku yang harus dipelajari pada suatu tingkatan (bahkan tingkat tertinggi sekalipun) sangat sedikit. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan studipun relative singkat. Akibatnya ialah, kurang mendalamnya materi pelajaran yang murid-murid terima, sehingga kemerosotan dan kemunduran ilmu pengetahuan para pelajarnya pun dapat dibayangkan.

D.      Masa Pembaharuan Pendidikan Islam
1.    Pola-pola pembaruan pendidikan Islam
            Dengan memperhatikan berbagai macam sebab kelemahan dan kemunduran umat Islam sebagaimana Nampak pada masa sebelumnya serta dengan memperhatikan sebab-sebab kemajuan dan kekuatan yang dialami oleh bangsa-bangsa Eropa, maka pada garis besarnya terjadi tiga pola pemikiran pembaharuan pendidikan Islam.
Ketiga pola tersebut ialah:
(1)      pola pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi kepada pola pendidikan modern di Eropa, (2) yang berorientasi dan bertujuan untuk pemurnian kembali ajaran Islam, (3) yang berorientasi pada kekayaan dan sumber budaya bangsa masing-masing dan yang bersifat nasionalisme.
2.    Dualisme system pendidikan Islam
       Sebagai akibat dari usaha-usaha untuk pembaharuan pendidikan Islam yang dilaksanakan dalam rangka untuk mengejar kekurangan dan ketinggalan dari dunia Barat dalam segala aspek kehidupan, maka terdapat kecenderungan adanya dualism dalam system pendidikan umat Islam.
       System pendidikan modern, pada umunya dilaksanakan oleh pemerintah yang pada mulanya adalah dalam rangka memenuhi tenaga-tenaga ahli untuk kepentingan pemerintah, dengan menggunakan kurikulum dan mengembangkan ilmu-ilmu pengetahuan modern. Sedangkan system pendidikan tradisional yang merupakan sisa-sisa dan pengembangan system zawiyah, ribat atau pondok pesantren dan madrasah yang telah ada di kalangan masyarakat, pada umumnya tetap mempertahankan kurikulum tradisional yang hanya memberikan pendidikan dan pengajaran keagamaan.
       Pada umumnya usaha pendidikan untuk memadukan antara kedua system tersebut telah diadakan, dengan jalan memasukkan kurikulum ilmu pengetahuan modern kedalam system pendidikan tradisional, dan memasukkan pendidikan agama kedalam kurikulum sekolah-sekolah modern. Dengan demikian diharapkan system pendidikan tradisional akan berkembang secara berangsur-angsur mengarah ke system pendidikan modern.

















 

2)Ibid., hal. 49
3) Omar Amin Husein, Kultur Islam, Bulan Bintang, Jakarta 1981
BAB III
PENDIDIKAN ISLAM di INDONESIA

A.      Pertumbuhan dan Perkembangan Pendidikan Islam di Indonesia
            Ada dua faktor utama yang menyebabkan Indonesia mudah dikenal oleh bangsa-bangsa di Timur Tengah dan Timur Jauh sejak dahulu kala, yaitu:
1)   Faktor letak geografisnya yang strategis, Indonesia berada di persimpangan jalan raya internasional dari jurusan Timur Tengah menuju Tiongkok 4, melalui lautan dan jalan menuju benua Amerika dan Australia.
2)   Faktor kesuburan tanahnya yang menghasilkan bahan-bahan keperluan hidup yang dibutuhkan oleh bangsa-bangsa lain, misalnya: rempah-rempah.
Oleh karena itulah, maka tidak mengherankan jika masuknya Islam di Indonesia ini terjadi. Beberapa pendapat tentang permulaan Islam di Indonesia antara lain sebagai berikut: bahwa kedatangan Islam pertama di Indonesia tidak identik dengan berdirinya kerajaan Islam pertama di Indonesia. Mengingat bahwa pembawa Islam ke Indonesia adalah para pedagang, bukan missi tebtara dan bukan pelarian politik. Mereka tidak berambisi langsung mendirikan kerajaan Islam.
Proses pembentukan dan pengembangan masyarakat Islam yang pertama melalui bermacam-macam kontak, misalnya: kontak jual beli, kontak perkawinan, dan kontak dakwah langsung, baik secara individual maupun kolektif 5.
            Proses masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia semakin nyata dengan muncul dan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia, diawali dengan berdirinya kerajaan Islam pertama di Aceh, perjuangan dakwah para walisongo, kerajaan Islam di Maluku, kerajaan Islam di Kalimantan, dan kerajaan Islam di Sulawesi.

B.       Organisasi, Lembaga dan Tokoh-tokoh Pendidikan Islam
1.    Organisasi Islam dan pendidikan Islam di Indonesia
       Lahirnya beberapa organisasi Islam di Indonesia lebih banyak karena didorong oleh mulai tumbuhnya sikap patriotism dan rasa nasionalisme serta sebagai respon terhadap kekurangan-kekurangan yang ada di kalangan masyarakat Indonesia pada akhir abad ke 19 yang mengalami kemunduran total.
       Berikut organisasi-organisasi yang berdasarkan social kegamaan yang banyak melakukan aktivitas kependidikan Islam, yaitu:
a.    Al-jami’at Al-khomariyah
          Organisasi yang lebih dikenal dengan nama Jam’iat Khair ini didirikan di Jakarta pada tanggal 17 Juli 1905. Dua bidang kegiatan yang sangat diperhatikan oelh organisasi ini ialah (1) pendirian dan pembinaan satu sekolah pada tingkat dasar, dan (2) pengiriman anak-anak muda ke Turki untuk melanjutkan studi.
b.    Al-islah Wal Irsyad
          Pada tahun 1914 berdiri perkumpulan Al-islah wal irsyad, kemudian dikenal dengan sebutan Al-irsyad, yang terdiri dari golongan-golongan Arab bukan golongan Alawi.
          Murid-murid Al-irsyad, pada tahun-tahun pertama didirikan, terdiri dari anak-anak kalangan Arab dan sebagian juga (walau dalam jumlah yang lebih kecil) ada anak-anak Indonesia asli dari Sumatera dan Kalimantan. Sebagaiman halnya dengan organisasi-organisasi lain, Al-irsyad juga mempergunakan tabligh dan pertemuan sebagai cara untuk menyebarkan pahamnya.
c.    Persyerikatan Ulama
d.    Muhammadiyah
e.    Nahdatul Ulama
f.      Persatuan Islam


 

4) Ibid.
5)K.H. Saifuddin Zuhri, op. cit., hal. 196

2.    Jenis-jenis lembaga pendidikan Islam di Indonesia
            Sejak zaman sebelum kemerdekaan sampai sekarang banyak terdapat lembaga pendidikan Islam yang memegang peranan sangat penting dalam rangka penyebaran ajaran Islam di Indonesia. Disamping peranannya yang cukup menentukan dalam membangkitkan sikap patriotism dan nasionalisme, juga sebagai modal mencapai kemerdekaan Indonesia serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional.
            Dilihat dari bentuk dan sifat pendidikannya, lembaga-lembaga pendidikan Islam tersebut ada yang bersifat non formal seperti langgar/surau/rangkang, pondok pesantren, dan ada yang bersifat formal seperti madrasah.
3.    Tokoh-tokoh pendidikan Islam di Indonesia
       Tokoh-tokoh pendidikan Islam di Indonesia yang berperan penting dalam perkembangan pendidikan Islam di Indonesia, diantaranya ialah:
a.       Kyai Haji Ahmad Dahlan (1869-1923)
b.      Kyai Haji Hasyim Asy’ari (1871-1947)
c.       Kyai Abdul Halim (1887-1962)


1 komentar:

  1. mohon ijin mendokumentasikan artikel ini.demi kelancaran menyusun makalah

    BalasHapus